A.
Rekayasa
Genetika sehubungan dengan Sindrom Down
Tim ilmuwan dari University of
Massachusetts Medical School di Worcester, Amerika Serikat, telah menemukan
cara baru untuk menyembuhkan kelainan genetik itu. Penelitian dilakukan dengan
mengambil sel kulit dari laki-laki penderita sindrom Down dan “memutar ulang”
mereka kembali ke tahap embrio.
Penderita sindrom Down memiliki
salinan ekstra kromosom 21 yang mengubah cara sel-sel mereka berkembang. Ke
dalam kromosom ekstra ini, Lawrence dan timnya menyisipkan salinan gen XIST.
Gen yang ditemukan dalam kromosom X ini berfungsi membungkamnya. Gen XIST
biasanya diperlukan untuk menekan satu dari dua kromosom X pada wanita.
Pengaktifan gen XIST seketika
membungkam ekspresi kromosom 21. Akibatnya, sel-sel tubuh dapat berkembang
normal dan dalam dua pekan telah membentuk kumpulan neuron yang membentuk
sistem saraf pusat. “Efek ini tidak dijumpai pada sel yang tidak disisipi
XIST,” ujar Lawrence.
Aktivasi gen XIST juga mencegah ekspresi
gen APP pada kromosom ekstra yang memicu pembentukan beta-amiloid, protein yang
berkaitan dengan penyakit Alzheimer dan yang mempercepat perkembangan sindrom
Down.
Robin Lovell-Badge dari National
Institute of Medical Research di London mengatakan intervensi dalam embrio
hidup tidak mungkin dilakukan. “Saya tidak yakin cara ini bisa diterapkan di
semua sel bersamaan dengan diagnosis sindrom Down,” kata dia mengomentari
penelitian Lawrence.
Adapun menurut Elizabeth Fisher dari
University College London, temuan Lawrence tetap berpotensi digunakan untuk
mengobati beberapa gejala sindrom Down. Caranya dengan membungkam kromosom di
daerah tertentu pada tubuh.
B.
Sindrom
Down
1. PENDAHULUAN
Anomaly kromosom terjadi pada sekitar 0,4% kelahiran
hidup. Anomaly ini merupakan penyebab penting retardasi mental dan anomaly
congenital. Anomali kromosom terjadi dengan frekuensi yang jauh tinggi pada
aborsi spontan dan lahir mati. Anomaly fenotopik sebagai akibat dari aberasi
kromosom terutama karena ketidakseimbangan informasi genetic. Anomaly kromosom
mencakup kelainan pada jumlah dan struktur kromosom, (Arvin, 2000)
Selain kromosom seks (kromosom ke-23), kelainan
kromosom dapat terjadi pada kromosom yang mengatur pertumbuhan tubuh (kromosom
ke-1 sampai ke-22). Disini dapat terjadi kromosom trysommy di mana allele yang
terjadi rangkap tiga, atau hilangnya salah satu pasangan kromosom. Letak
terjadinya kelainan kromosom menentukan jenis gejala yang terjadi.(Hasan, 2006)
2. PENGERTIAN
Menurut Williams dan
Willkins, syndrome down didefinisikan sebagai berikut:
1. Aberasi
kromosom yang menyebabkan abnormalitas fisik dan mental
2. IQ rata-rata antara 30 dan 50 (beberapa lebih
tinggi)
3. Juga
dikenal sebagai sindrom mongolisme dan trisomi 21
Trisomy 21 (Syndrome
Down) merupakan gangguan genetic
di mana terdapat ekstra kromosom pada pasangan kromosom ke-21. Gangguan ini
merupakan bentuk paling umum dari gangguan genetic pada manusia. Angka
statistic menunjukkan bahwa 1 dari 700 embrio memiliki trisomy 21. Risiko untuk
mengalami anak trisomy 21 bertambah seusai usia (setelah 35 tahun, angka risiko
ini semakin bertambah). Keterbelakangan mental merupakan hasil dari ekstra
kromosom ini. Down syndrome juga membawa risiko utama kerusakan jantung,
seperti juga masalah gastrointestinal
yang berhubungan dengan penghambatan intestine atau esophagus. Kebanyakan orang
yang mengalami down syndrome membutuhkan perawatan intensif selama hidup
mereka, walaupu banyak juga yang dapat mengembangkan kemampuan untuk sedikit
lebih mandiri ketika dewasa.(Hasan, 2006)
3. PATOFISIOLOGI
Semua individu dengan sindrom down memiliki 3
salinan kromosom 21. Sekitar 95% memiliki salinan kromosom 21 saja. Sekitar 1%
individu bersifat mosaic dengan beberapa sel normal. Sekitar 4% penderita
sindrom Down mengalami translokasi pada kromosom 21. Translokasi terdapat
sekitar 9% anak dengan syndrome down yang dilahirkan oleh ibu berumur di bawah
30 tahun. Setengah dari translokasi muncul lagi pada individu yang terkena,
sedang separuh berikutnya diwariskan dari translokasi orang tua pengidap. Orang
tua yang merupakan pengidap translokasi pada kromosom 21 menghasilkan 3 tipe
keturunan yang hidup; fenotip; kariotip normal, pengidap translokasi
yang secara fenotip normal dan translokasi trisomi 21. Kebanyakan
translokasi yang mengakibatkan syndrome down merupakan gabungan sentromer
antara kromosom 13,14,15 atau 21t (21q, 21q). fenotip pada translokasi syndrome
down tidak dapat dibedakan dengan trisomi 21 sindrome down regular . studi kromosom harus dilakukan pada
setiap individu syndrome down. Jika suatu translokasi berhasil diidentifikasi,
studi orang tua harus dilakukan untuk mengidentifikasi individu normal dengan
risiko tinggi mendapatkan anak abnormal.(Arvin, 2000)
Menurut Williams dan
Willkins, Patofisiologi syndrome down
sebagai berikut:
1. Syndrom
down adalah aberasi yang ditandai dengan adanya tiga salinan bukan dua (normal)
kromosom 21 karena kesalahan meiosis (tidak bertautan) ovum atau kadang sperma.
2. Terdapat
ketidakseimbangan translokasi karena lengan panjang kromosom 21.
3. Hasil
kariotipe kromosom 47 bukan 46 (normal)
4. PENYEBAB
1.
Trisomi 21
2.
Mosaisme dan trisomi 21
3.
Translasi Robertsonian dan trisomi 21
parsial
5. FAKTOR RISIKO
Usia ibu, khususnya yang berusia lebih dari 35
tahun
6. INSIDEN
1. Terjadi
pada 1 per 800 hingga 1.000
2. Meningkat
seiring usia ibu, khususnya usia lebih dari 35 tahun
7. KARAKTERISTIK UMUM
Trisomi kromosom serta
tanda-tanda klinisnya, sebagai berikut:
sindrome
|
insidens
|
Menifestasi klinik
|
Tr
|
|
Bibir sumbing, jari-jari refleksi dengan polidaktili, hemangioma muka,
dahi, atau leher, hidung lebar, telinga mengalami malformasi letak rendah,
tengkorak abnormal kecil, malformasi otak, mikroftalmia, malformasi jantung,
iga hipoplastik atau tidak ada, anomaly viseral dan genital.
|
|
|
Berat badan lahir rendah, tinju tertutup dengan jari telunjuk
menumpang pada jari ke-3 dan ke-5 menumpang ke-4, pinggul sempit dengan
abduksi terbatas, kaki dengan telapak rata, mikrosefali, mikrgnatia,
malformasi jantung dan ginjal dan retardasi mental; 95% kasus meninggal pada
umur 1 tahun.
|
|
|
Hipotania, muka datar, fisur palpebra ke atas dan miring dan lipatan
epikantus, iris bernoda (bintik brushfield), berbagai tingkat retardasi
mental, dysplasia pelvis, malformasi jantung, lipatan simian, tangan pendek
dan lebar, hipoplasia falank tengah jari ke lima, atresia intestinum,
lengkungan langit-langit tinggi, 5% penderita syndrome down adalah akibat
translokasi ---t (14q21q), t (15q21q),
t (13q21q)—dimana fenotipnya serupa
dengan trisomi 21 sindrome down.
|
|
|
Muka panjang, dahi tinggi menonjol, hidup menghadap ke atas lebar,
bibir bawah tebal menonjol, mikroretrogntahia, telinga letak rendah,
lengkungan langit-langit tinggi kadang-kadang bercelah. Anomaly
osteoartikuler lazim ada, retardasi mental sedang.
|
8. KOMPLIKASI
1. Kematian
2. Defek
jantung congenital
3. Demesia
senill premature
4. Leukemia
5. Infeksi
akut dan kronis
6. Diabetes
militus
7. Gangguan
tiroid
9. PENGKAJIAN
1. Riwayat
Letargik neonates dan pemberian
makan yang buruk
2. Temuan
pemeriksaan fisik
1) Mata
sipit berbentuk almond
2) Mulut
kecil dan terbuka/menganga, lidah menjulur
3) Garis
telapak tangan melintang tunggal
4) Brushfiled
spot (bercak putih keabuan) pada iris
5) Tengkorak
kecil
6) Wajah
datar
7) Telinga
eksternal kecil
8) Leher
pendek dengan kelebihan kulit
9) Kulit
kering, sensitive disertai penurunan elastisitas
10) Hernia
umbilical
11) Postur
tubuh pendek
12) Ekstermitas
pendek dengan tangan dan kaki persegi, rata, lebar
13) Displastik
falang tengah jari kelingking
14) Jarak
yang luas antara kaki pertama dan kedua
15) Sidik
jari dan kaki abnormal
16) Gangguan
perkembangan reflex
17) Reflex
moro tidak ada dan sendi dapat mengalami hiperekstensi
18) Postur,
koordinasi dan keseimbangan terganggu
19) Kaki
tabuh
20) Anus
imperforasi
21) Labioskisis
dan palatoskisis
22) Abnormalitas
tulang punggung
10. HASIL PEMERIKSAAN
1. Laboratorium
a) Analisis
kariotipe atau pemetaan kromosom menunjukkan abnormalitas kromosom dan
menegakkan diagnosis sindrom down
b) Serum
alfa-protein prenatal menunjukkan penurunan kadar alfa-protein
2. Pencitraan
a) Ultrasonografi
prenatal dapat menunjukkan syndrome down jika terdapat obstruksi duodenal atau
letak kanal atrioventrikular.
b)
Amniosintesis memungkinkan diagnosis
pranatal
3. Pemeriksaan
lain
a) Uji skrining perkembangan menunjukkan keparahan
dan retardasi
11. TERAPI
1. Umum
a) Intervensi
awal
b) Program
pendidikan khusus
c) Program
atletik khusus
d) Stimulasi
lingkungan yang maksimal untuk bayi
e) Kewaspadaan
keamanan bagi anak dan orang dewasa pada lingkungan yang terkontrol.
2. Pengobatan
a) Antibiotic
, bergantung pada organism penginfeksi untuk infeksi yang kambuh
b) Penggantian hormone tiroid dengan levotiroksin untuk
hipotiroidisme
3. Pembedahan
a) Bedah
jantung terbuka untuk memperbaiki defek
jantung, seperti defek septum atrial
b) Bedah
plastic untuk memperbaiki abnormalitas congenital, seperti lidah menjulur,
labioskisis dan palatoskisis.
12. PERTIMBANGAN KEPERAWATAN
1. Criteria
hasil
Pasien akan:
a. Menunjukkan
keterampilan dan perilaku yang sesuai usia hingga kemungkinan terbesar.
b. Melakukan
aktivitas pemeliharaan kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan.
c. Berpartisipasi
dalam program stimulasi perkembangan untuk meningkatkan tingkat keterampilan.
2. Intervensi
keperawatan
a. Bina
hubungan saling percaya dengan
b. Dukung
verbalisasi dan beri dukungan
c. Motivasi
orang tua untuk menggendong dan mengasuh
anak mereka
3. Pemantauan
a. Respons
terhadap nyeri
b. Tanda
dan gejala infeksi
c. Komplikasi
d. Status
nutrisi
e. Pertumbuhan
dan perkembangan
f. Hasil
pemeriksaan fungsi tiroid
g. Kondisi
kardiovaskuler
13. PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN
1. Pastikan
mencakup
a. Perlunya
latihan yang adekuat dan stimulasi lingkungan maksimal
b. Tujuan
realistic untuk orang tua dan anak
c. Informasi
tentang diet yang seimbang
d. Pentingnya
mengingat kebutuhan emosional anak lainnya di dalam keluarga
2. Perencanaan
pulang
a. Rujuk
pasien ke kelas stimulasi bayi
b. Rujuk
orang tua dan saudara kandung yang lebih tua untuk mendapat konseling genetic
dan psikologis, jika tepat
c. Rujuk
pasien dan orang tuanya ke layanan pendukung
C.
Ayat
Alquran dan hukum terkait terminasi Kehamilan
Mempertimbangakan fakta bahwa
kehendak Allah bervariasi dalam penciptaan manusia. Perbedaan individu telah
mulai ditentukan sebelum munculnya keberadaan manusia. Perbedaan individu
merupakan kehendak Allah dan ditentukan melalui pembawaan hereditas dan
pengaruh lingkungan. Alquran menyatakan bahwa Allah menciptakan dan membentuk
setiap manusia dalam rahim ibunya dengan cara dan bentuk yang berbeda dan unik
seperti yang diinginkan-Nya.
Dia
yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada tuhan
melainkan Dia, yang maha perkasa lagi maha bijaksana.
( QS. Ali-Imran:6)
Sebagaimana hampir seluruh sistem
hukum, islma melarang pembunuhan, termasuk aborsi. Akan tetapi dalam lain
halnya dengan kasus gawat darurat. Jika kehamilan tersebut mengancam jiwa ibu
merupakan hal yang utama dan demi kebaikan keluarga secara keseluruhan. Sumber
utama dalam hal ini yaitu:
...tetapi
barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedangkan ia tidak
menginginkannya... ( QS. Al-Baqarah: 173).
D.
Kehamilan
dengan Sindrom Down
Penyakit
genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang
disebabkan oleh kelainan oleh satu atau lebih gen yang
menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis.
(Sony P. Laksono, Qomariyah, 2011)
Gangguan genetika yang muncul di masa kehamilan, umumnya akan menyebabkan
gangguan kehamilan dan janin. Antara lain, meningkatnya risiko keguguran -terutama pada
trimester pertama- bayi lahir prematur, polihidroamnion atau cairan
ketuban berlebihan, pre-eklampsia atau keracunan kehamilan, hingga kematian
janin yang bisa terjadi di setiap fase kehamilan. (“Kelainan
Genetika Pada Kehamilan,” 2013)
Kelainan
kromosom sering menjadi penyebab keguguran, bayi meninggal sesaat setelah
dilahirkan, maupun bayi yang dilahirkan dengan Sindrom Down. Kromosom merupakan
tempat DNA atau zat dasar genetik yang mencetak manusia. Kromosom adalah
untaian materi genetik (DNA) di dalam setiap sel makhluk hidup. Setiap sel
normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom kromosom
tubuh (autosom, kromosom 1 s/d kromosom 22) dan satu pasang kromosom seks
(kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin (Nussbaum et al, 2007)
Cara Mengetahui risiko kelainan genetik sebelum hamil:
·
Apakah ada riwayat keluarga baik istri maupun suami- punya riwayat kelainan
genetika, misalnya ada yang sakit thalassemia, diabetes melitus, kelainan
jantung bawaan, atau retardasi mental
·
Riwayat kelainan genetik pada anak sebelumnya
·
Pernah mengalami keguguran berulang
·
kesehatan reproduksi ke dua pasangan kurang baik.
·
Usia lebih dari 35 tahun
A.
Deteksi Kelainan Genetik pada
Janin.
Skrining
(penapisan) adalah prosedur pemeriksaan pada ibu hamil, yang dapat memberikan
informasi mengenai risiko ibu hamil tersebut memiliki bayi dengan kelainan
bawaan tertentu. Tidak semua kelainan bawaan dapat dideteksi dengan skrining
ini sebelum lahir. (www.national-hospital.com)
Ibu hamil seringkali didera rasa
khawatir akan kesehatan calon bayinya. Untuk memupus kecemasan itu, kini sudah
tersedia pemeriksaan untuk mendeteksi sejak dini apakah bayi yang akan dilahirkan
memiliki cacat lahir atau kelainan bawaan.
Pemeriksaan kelainan genetik pada
umumnya dilakukan oleh ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan cacat
lahir atau memiliki riwayat penyakit genetik pada keluarga mereka,
seperti fibrosis, thalasemia dan kelainan sel lainnya.
1.
Skrining trimester pertama
Pada usia
kehamilan 11 - 13 minggu, dapat dikerjakan ultrasound
(USG), untuk mendeteksi risiko Sindroma Down (trisomi 21), trisomi 18, dan
trisomi 13. Pada USG akan diukur ketebalan lapisan kulit di belajang leher
(nuchal transclucency). Selain itu, dilakukan pemeriksaan darah (PAPP-A & free β-hCG) yang sudah bisa
dikerjakan pada usia kehamilan 10-13 minggu. Dari hasil kompilasi usia ibu,
pemeriksaan darah dan usg dapat dihitung risiko janin, dengan angka deteksi
berkisar 82-87%. Penambahan beberapa parameter pemeriksaan tertentu
(pemeriksaan tulang hidung, aliran darah salah satu katup jantung, alian darah
hati janin) dapat meningkatkan angka deteksi hingga mencapai 95% dan dengan
tingkat kesalahan 5%. (www.national-hospital.com)
2.
Skrining trimester kedua
Dikerjakan pada
usia kehamilan 14-20 minggu, dengan melakukan pemeriksaan darah untuk deteksi risiko Sindroma Down, trisomy 18,
trisomy 13, dan defek tabung saraf (NTD). Tes ini akan mengukur tiga atau empat
petanda (marker) dari darah (AFP, Estriol, β-hCG, dan Inhibin-A).
Dengan tiga marker, angka deteksi berkisar 69%, dan dengan empat marker angka
deteksi berkisar 81%. Pemeriksaan darah ini, saat ini hanya dianjurkan apabila
skrining trimester pertama tidak dikerjakan.
Jika hasil tes abnormal, maka dapat
dilanjutkan pemeriksaan diagnosis pasti dengan:
a.
CVS (chorionoc villous sampling) : prosedur
invasif dengan mengambil sedikit sampel jaringan kehamilan untuk dilakukan
pemeriksaaan kromosom janin. Prosedur ini dikerjakan pada usia kehamilan11-13
minggu.
Cara ini lebih akurat untuk
mendeteksi ketidaknormalan kromosom, yang salah satunya mengakibatkan down
syndrome. Metode tes ini dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan
menyuntikkan jarum yang sangat pipih dan kecil ke bagian perut ibu hamil untuk
mengambil contoh sel dari plasenta yang disebut chorionic villi.
Cara kedua adalah dengan menggunakan
kateter yang dimasukkan lewat vagina sampai ke dekat plasenta di
rahim untuk mengambil contoh sel. Hasil sampel ini kemudian dianalisa di
laboratorium. Chorionic villus sampling (CVS) biasanya dilakukan di
awal kehamilan, yakni pada minggu ke-10 atau minggu ke-12. Hasil tes ini juga
lebih akurat dan lebih cepat.
b.
Amniosentesis:
Prosedur invasif dengan mengambil
cairan ketuban untuk kemudian dilakukan pemeriksaan kromosom dari sel janin
yang didapat dalam cairan ketuban. Prosedur ini dikerjakan pada usia kehamilan
14-20 minggu. Pada tes ini dokter akan memasukkan jarum yang sangat kecil ke
bagian dinding perut sampai masuk ke bagian rahim untuk mengambil contoh cairan
ketuban dari kantong yang menyelimuti janin. Cairan ini kemudian dianalisa di
laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik atau kromosom.
Hasil tes amniocentesis bisa diketahui dua minggu kemudian.(www.national-hospital.com)
c.
Konseling Genetika
1) Pengertian
konseling genetic
Konseling
genetik merupakan suatu proses pemberian informasi tentang aspek genetik dari
suatu penyakit yang diberikan oleh tenaga terlatih kepada mereka yang mempunyai
risiko tinggi atau kepada mereka yang memiliki gangguan-gangguan yang bisa
diwariskan kepada keturunannya.
Seorang
pemberi konseling genetik (konselor genetik) dapat menjelaskan bagaimana
kelainan/ gangguan ini diwarisi oleh orangtua pada anak, risiko kemungkinan
berulang ; ditujukan kepada pasien, keluarga mereka dan tenaga medis yang
secara langsung memberikan pelayanan kepada mereka; dan memberikan dukungan
kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit Bagi mereka yang memiliki
riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik, konselor genetik dapat
menjelaskan risiko yang akan mereka hadapi nanti, yaitu memiliki bayi yang
mempunyai kondisi yang sama dengan mereka dan bagaimana kondisi nantinya akan
mempengaruhi si anak.
Klinik
herediter merupakan pusat pemberi layanan konseling pertama yang didirikan
tahun 1940 di Universitas Michigan Amerika Serikat. Sejak itu banyak pusat
layanan seperti ini dibuka di seluruh dunia.
Selama
beberapa tahun kemudian peranan genetik konselor mulai dikembangkan dari
membuat gambaran silsilah keluarga untuk mengetahui komponen-komponen genetik
dari penyakit dan cacat lahir sampai pada pendekatan tidak langsung, dibutuhkan
konselor untuk memberikan informasi dan umpan balik kepada pasien yang
mengalami penyakit dan risiko penyakit keturunan.
Individu
yang datang untuk menemui konselor genetik mungkin mengalami gangguan
tersendiri dan khawatir tentang keluarga mereka, pasangan yang memiliki anak
dengan gangguan genetic dan akan merencanakan kehamilan berikutnya, pasangan
yang merencanakan kehamilan pertama kalinya dan berharap untuk mendapatkan
informasi tentang kerentanan anak tersebut mangalami penyakit sama halnya
dengan mereka yang merencanakan kehamilan di usia tua serta ingin menilai
beberapa resiko potensialnya. Layanan konseling genetic sangat berguna disetiap
tahap perkembangan, bayi yang harus menjalani skrining, remaja yang akan diperiksa
untuk menilai adanya gen thalasemia atau menilai efek samping genetic remaja
saat memasuki pertengahan siklus hidup dalam memenuhi perubahan gaya hidup.
Genetik
konselor sekarang bekerja dalam ruang lingkup yang lebih luas disamping
kegiatan rutin di rumah sakit. Lahan pekerjaan mereka di pendidikan,
administrasi, pembuat kebijakan, dan dapat juga sebagai anggota dari perusahaan
bioteknologi. Beberapa dari mereka bekerjasama dengan ilmuwan dan dokter dalam
menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
Kemajuan
dan sumber teknologi telah memungkinkan konseling genetic untuk memainkan
peranan yang besar di beberapa negara berkembang dan kedepannya ini akan
disadari oleh negara-negara berkembang yang belum melakukan konseling genetic,
tapi ini masih harus dikembangkan; karena peran konselor masih sangat terbatas
dinegara-negara berkembang dimana tugasnya masih dijalankan oleh profesi
kesehatan lainnya tanpa spesialisasi.
Beberapa
penyakit genetik atau cacat lahir dapat ditemukan sebelum bayi tersebut lahir,
yang lainnya tidak terdiagnosa sampai kelahiran atau sampai anak-anak tumbuh
besar.
Medical
genetik dan konselor genetik dilatih untuk membantu keluarga-keluarga untuk
memahami tentang ganggua-gangguan genetic. Medikal genetik biasanya
adalah seorang dokter, mereka melakukan pemeriksaan fisik saat dibutuhkan dan
juga membantu memberikan penyuluhan kepada pasien tentang ganggua-gangguan
genetik.
Konselor
genetik memberikan informasi tentang factor risiko dan menjelaskan tes genetika
yang tersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini
untuk membantu mereka dalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. Bagi
orang-orang yang berhubungan dengan mereka yang mempunyai riwayat keturunan,
konselor genetic dapat:
a) Memberikan
informasi komplit dan akurat tentang gangguan-gangguan yang spesifik.
b) Menentukan
pasangan-pasangan yang berisiko memiliki anak dengan gangguan-gangguan
tertentu.
c) Memberikan
informasi tentang pemeriksaan yang dapat menjelaskan bahwa bayi memiliki
gangguan sebelum atau setelah lahir.
2) Sasaran
konseling genetic
Konseling genetk
diberikan kepada mereka yang :
1) Sedang
hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :
·
Gangguan genetik seperti : kistik
fibrosis.
·
Cacat lahir : bibir sumbing,
·
Abnormalitas kromosom : down sindrom
·
Retardasi mental
2) Wanita
yang memiliki riwayat abortus berulang
3) Wanita
yang sulit hamil
4) Wanita
yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya
terhadap bayi yang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi,
beberapa obt-obatan, alkohol, infeksi).
5) Wanita
yang berusia di atas 35 tahun.
6) Wanita
yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
7) Wanita
yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki
risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau
pemeriksaan darah.
Yang
lainnya yang diuntungkan dari konseling genetik ini adalah :
1) Mereka
yang memiliki riwayat keturunan kanker dan ingin mengetahui risiko dari
perkembangan kanker tersebut dan cara untuk mengurangi risiko.
2) Mereka
yang mengalami gangguan perkembangan seksual sekunder.
Pada
konseling genetik, konselor menanyakan individu atau pasangan beberapa
pertanyaan tentang riwayat keluarga dan riwayat medis. Ia juga menjelaskan
pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan (
prenatal atau pemeriksaan darah). Konselor menjelaskan bagaimana proses
terjadinya kelainan tersebut, ia juga membicarakan tentang risiko penurunan
kondisi tersebut pada anak. Pemeriksaan fisik oleh medical genetic menjadi
bagian dari kegiatan konseling genetic. Ahli genetik ini bisa menyarankan
beberapa tes untuk membantu dalam menegakkan diagnosis
3) Proses
konseling genetic
Selama konsultasi :
Riwayat
kesehatan keluarga dikumpulkan untuk memberikan informasi tentang kesehatan
anggota keluarga, membuat diagnosis dari kondisi genetic, atau dipastikan pada
saat kehamilan, setelah persalinan, masa anak-anak, atau dalam kehidupan lanjut
setelah itu. Diagnosis dibuat, berdasarkan dari hasil pemerriksaan biokimia
atau genetic. Diagnosis yang dibuat ini bisa juga berarti bahwa anggota
keluarga yang lain juga bisa mengalami resiko yang sama.
Berikut
ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang konselor dalam melakukan
konseling terhadap kelurga yang bermasalah :
a) Memperkirakan
resiko pada aggota keluarga yang lain, atau anak berikutnya, yang akan
terpengaruh oleh kondisi. Bagaimanapun mereka harus diyakinkan untuk mengikuti
konseling genetic dalam menemukan keadaan-keadaan yang sepertinya tidak terjadi
dalam keluarga mereka.
b) Mendiskusikan
dampak dan pengaruh yang mungkin terjadi pada individu atau keluarga dalam
suasana yang mendukung. Informasi verbal dan tertulis mengenai kondisi mereka
diberikan untuk membantu mereka dalam menanggapi beberapa isu yang mungkin
muncul dari diagnosis yang telah dibuat tentang kondisi genetik.
c) Mendiskusi
bila terdapat pemeriksaan prenatal yang sesuai dan pilihan-pilihan lainnya
untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat tersebut berdasarkan data dasar.
Beberapa
kondisi genetik dapat dibuat sebelum bayi lahir:
a) Jika
kondisi genetik ini diidentifikasi melalui diagnosis prenatal, konseling
genetik menjadi sarana yang menyediakan informasi langsung dan dengan demikian
keputusan dapat dibuat sehubungan dengan kelanjutan kehamilan.
b) Pada
mereka yang telah terpapar zat teratogenik (kimia, obat-obatan, radiasi,
medikasi atau gen lingkungan lainnya yang dapat menimbulkan cacat lahir).
Konseling genetic memberikan kesempatan untuk memperoleh informasi dan
dukungan.
c) Mendiskusikan
dan menyusun pemeriksaan genetik pada mereka yang carier, yang diprediksikan
dan mereka yang belum memperlihatkan gejala.
4) Konselor
genetic
Yang
memberikan konseling genetic :
Konseling
genetik diberikan oleh tim profesional multidisiplin yang termasuk di dalamnya
:
a) ahli
genetik klinik dan spesialis medis lainnya dengan keahlian dalam hal-hal yang
berkaitan dengan genetic di bidang mereka seperti : ahli onkologi dan ahli
saraf.
b) Konselor
genetic yaitu mereka yang telah menyelesaikan pendidikan kesehatan professional
dengan pelatihan khusus dan diberi sertifikat oleh HGSA (Human Genetic Sosiety
Australia).
c) Pekerja
social yang memiliki ketertarikan terhadap genetic, bekerja sangat dekat dengan
klinik genetik, konselor genetik dan kelompok-kelompok yang mendukungnya.
Ada
beberapa alasan kenapa konseling genetik diperlukan :
a) Bila
ada suatu kondisi dalam keluarga dan individu yang bersangkutan yang mana
mereka atau anak mereka akan mengalami perkembangan kondisi.
b) Sebelum
anak mengalami masalah serius dalam pertumbuhan, perkembangan atau kesehatan.
c) Satu
atau lebih anggota keluarga (hubungan darah yang tidak berhubungan dengan
perkawinan). Memiliki cirri-ciri yang tidak biasa, atau masalah kesehatan yang
serius.
d) Wanita
yang berada pada usia pertengahan 30 atau lebih dan yang merencanakan kehamilan
atau mereka yang telah siap untuk hamil.
e) Saat
suatu pasangan memiliki hubungan darah.
f) Individu
atau pasangan mereka berhubungan dengan kondisi ini dan akan menurunkan pada
keturunannya.
g) Ketika
abnormalitas fetus sudah terdeteksi selama kehamilan.
h) Jika
terpapar dengan lingkungan yang bisa menyebabkan cacat lahir seperti :
obat-obatan, kimia, medikasi, radiasi.
Beberapa
hal penting yang khususnya disampaikan oleh konseling genetic jika disertai
oleh factor-faktor resiko yang diterapkan pada anda:
a) Sebuah
skrining tes kehamilan standar, seperti tes Alpha Fetoprotein, yang mendapatkan
hasil yang tidak normal.
b) Hasil
amniosentesis yang tidak diharapkan (seperti kelainan kromosom dalam kehamilan)
c) Orang
tua/ keluarga dekat yang mewarisi penyakit atau cacat lahir.
d) Orang
tua yang memiliki anak dengan cacat lahir atau gangguan genetic.
e) Ibu
yang mengalami 2 atau lebih keguguran atau bayi lahir mati.
f) Ibu
yang berusia 35 tahun atau lebih ketika melahirkan.
g) Kesempatan
memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat pada ibu dengan usia: Seorang
wanita mengalami 1 dari 350 kehamilan anak dengan Down Syndrome pada usia 35
tahun, 1 dalam 110 kehamilan pada usia 40 tahun, dan 1 dalam 30 pada kehamilan
dengan usia 45 tahun.
h) Anda
yang berhubungan dengan kelainan genetic frekuensi kejadian dalam etnik
tertentu atau kelompok ras. Contoh, pasangan keturunan Africa mempunyai resikoo
tinggi memiliki anak dengan anemia bulan sabit; pasangan dari Eropa Jewish
(Ashekenazi) bagian timur atau tengah, Cajun, or keturunan Irlandia memungkinkan
sebagai carrier penyakit Tai-Sachs; dan pasangan Italia, Yunani, atau keturunan
Timur Tengah dapat membawa gen Thalasemia, gangguan sel darah merah.
Setelah Konseling:
Genetik
konselor dapat membantu anda memahami masalah anda dan memberikan anjuran-anjuran
langsung kepada anda, anda beserta keluarga akan memutuskan apa yang akan
dilakukan selanjutnya.
Jika
anda telah mendapatkan informasi tentang konsepsi bahwa anda atau pasangan
berisiko tinggi untuk memiliki anak dengan kecacatan yang parah/ fatal pilihan
anda adalah:
a) Diagnosis
preimplantasi ; saat sel telur telah dibuahi dalam uterus dilakukan tes untuk
menilai kecacatan pada fase blastosis dan hanya blastosis yang tidak
terpengaruh yang ditanamkan di uterus untuk menghasilkan kehamilan.
b) Menggunakan
donor sperma atau donor sel telur
c) Adopsi
Jika
anda mendapatkan diagnosis kecacatan yang fatal setelah konsepsi berikut ini
adalah piilihan-pilihan yang dapat anda lakukan:
a) Menyiapkan
diri untuk menghadapi tantangan saat anda memiliki bayi.
b) Pembedahan
pada fetal untuk memperbaiki kecacatan sebelum dilahirkan. (Pembedahan ini
hanya dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kecacatan, seperti : spina
bifida, atau hernia diafragma congenital).
c) Mengakhiri
kehamilan.
A. Proses
konseling
Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan
wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.
Proses konseling menurut saraswati dalam buku
komunikasi efektif ibu selamat, bayi
sehat, keluarga bahagia, 2002 terdiri dari 4 unsur kegiatan:
a. Pembinaan
hubungan baik (rapport)
Dilakukan
sejak awal pertemuan dengan klien dan
dijaga selama pertemuan konseling. Keterampilan membina hubungan baik merupakan
dasar dari proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien, keluarga klien,
tokoh masyarakat dan sebagainya. Serta merupakan dasar dari proses pemberian
bantuan.
Hubungan
yang baik akan memudahkan klien untuk
memahami saran bidan sehingga mau
mengikutinya, klien merasa puas dan akan kembali lagi untuk memeriksakan diri
ke bidan.
Tahapan dalam pembinaan
hubungan baik sebagai berikut:
a) Mencari
tahu seberapa klien memahami arti konseling dan apa yang dia harapkan dari
seorang konselor.
b) Klien
menjajaki kemungkinan keterbukaan
c) Binalah
hubungan kepercayaan
d) Biarkan
klien bercerita tentang apa yang dirasakan walaupun cerita itu tidak berurutan
e) Kesan
pertama akan menentukan keberhasilan
konseling.
Perilaku
respon positif yang mendukung terciptanya hubungan baik
a) Bersalaman
dengan ramah
b) Mempersilahkan
duduk
c) Bersabar
d) Tidak
menginterupsi/memotong pembicaraan klien
e) Menjaga
kerahasiaan klien
f) Tidak
melakukan penilaian
g) Mendengarkan
dengan penuh perhatian
h) Menanyakan
alasan kedatangan klien
i)
Menghargai apapun pertanyaan maupun
pendapat klien.
b. Penggalian
informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri dan
sebagainya).
Pengumpulan
informasi merupakan tugas utama konselor. Pendalaman masalah yang dihadapi
klien, latar belakang, situasi dan kondisi klien, perasaan dan kebutuhan klien,
serta pemahaman klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak
baik terhadap informasi yang dibutuhkan dan dipahami oleh klien.
Tahapan
dalam penggalian informasi:
a) Arahkan
klien agar bercerita dengan urutan yang benar
b) Selama
bercerita, perhatikan bagaimana klien berbicara (malu, marah) sikap klien
terhadap konselor dan kesulitan selama berkomunikasi
c) Bila
klien tampak cemas, tunda sampai klien dapat merumuskan ceritanya. Jangan
memaksa klien jika belum siap
d) Penting
sekali peranan dari kedua belah pihak.
c. Pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, perencanaan
Sesuai
dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah
yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi. Tahapan ini merupakan
inti dari proses konseling:
a) Konselor
membantu klien memahami permasalahannya
b) Konselor
membantu memberikan alternative pemecahan masalah
c) Konselor
membantu klien memilih alternative pemecahan masalah dengan segala
konsekuensinya.
d. Menindaklanjuti
pertemuan
Mengakhiri
pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil pembicaraan selama
pertemuan selanjutnya atau merujuk klien. Disebut juga dengan tahapan penutup:
a) Konselor
mengakhiri proses konseling secara bertahap
b) Beri
waktu klien untuk merenungkan berbagai alternative pemecahan masalah
c) Membuat
perjanjian kembali
d) Berikan
dorongan dan semangat bagi klien untuk keputusan yang telah diambil
e) Jalannya
proses konseling sangat tergantung pada percakapan konselor klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar