Jumat, 12 September 2014

KONSELING PRA KONSEPSI




A.    Konseling Pra Konsepsi
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, Abdul Bari. 2000:39). Menurut Rochman Natawidjaja, 2987:32, konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien ( Saraswati Tarigan, 2002).
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternate, memecahkan  masalah dan memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.
Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan.
Menghentikan Penggunaan Metode Kontrasepsi (KB) : apabila wanita telah menggunakan metode hormonal jangka panjang, seperti suntikan, susuk/implan, ia harus tahu bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum akhirnya ovulasi berlangsung teratur. Wanita dapat menggunakan metode barrier (contoh: kondom) sampai ia mengalami menstruasi teratur sehingga tanggal kehamilan dapat diperkirakan dengan tepat.
Tidak ada efek berbahaya pada janin yang perlu diperhatikan bila kehamilan terjadi setelah semua metode ini dihentikan.
Mempertahankan status nutrisi yang baik sebelmum mengalami kehamilan merupakan hal yang sangat penting. Persiapan bagi pertumbuhan bayi sehat dan mencegah berat lahir rendah dapat dilakukan dengan:
·         Mencapai berat badan ideal
·         Mengontrol gangguan makan dan pica
·         Mengembangkan kebiasaan diet nutrisi seimbang
Skrining Genetik
pada setiap konseling genetik, kuncinya adalah menetapkan bahwa setiap bayi dari wanita dan pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetik. Apabila faktor risiko genetik telah diidentifikasi, maka dapat dirujuk ke konselor genetik.
Faktor Risiko Medis
·         Obat-Obatan
wanita yang menkonsumsi obat-obatan resep maupun yang dijual bebas,harus dievaluasi efek teratogeniknya. selanjutnya dikaji apakah memang obat tersebut masih dibutuhkan atau tidak.
·         Diabetes
wanita penderita diabetes tipe I atau II menjadi sasaran utama penerima konseling prakonsepsi ini, rencana asuhan difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankan gula darah dalam kadar terkontrol untuk mengurangi insiden kelainan kongenital dan bayi berat lahir rendah. Wanita penderita diabetes harus menemui ahli obstetrik atau endokrinologi pada masa sebelum kehamilan, yang akan melakukan penanganan terhadap diabetes selama kehamilan.
·         Penyakit Jantung
wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki penyakit jantung harus benar-benar didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli obstetrik. Selama masa prakonsepsi, status jantung harus tetap dikaji. risiko didasarkan pada tiga faktor utama:
lesi jantung; gangguan fungsi dasar tubuh; kemungkinan komplikasi selama kehamilan.
·         Gangguan Kejang
wanita yang diketahui memiliki gangguan kejang harus mengetahui frekuensi kejang dan pengobatan yang sedang digunakan. pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengontrol kejang bersifat teratogenik bagi janin.
·         Hipertensi
sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan persalinan normal. Wanita harus mengetahui tentang risiko preeklampsia dan hambatan pertumbuhan janin.
·         Gangguan Tiroid
bagi wanita yang menderita hipotiroid atau hipertiroid, sasaran yang ingin dicapai adalah penderita menjadi eutiroid sebelum hamil. Konsultasikan kepada ahli obstetrik dan endokrinologi untuk menyusun sebuah pengkajian kadar tiroid dan pengobatan potensial selama kehamilan. bagi sebagian besar wanita dengan gangguan tiroid, asuhan kebidanan meerupakan tindakan yang tepat jika disertai konsultasi.
·         Penyakit Infeksi
masa prakonsepsi merupakan waktu yang tepat untuk mengkaji infeksi pada wanita.
·         Fenilketonuria
hal terbaik bagi penderita ini adalah dengan melakukan terapi diet yang telah dicoba sebelum konsepsi, kemudian melanjutkan selama masa hamil. bantuan dari ahli gizi sekaligus evaluasi medis yang menyeluruh sangat dianjurkan.
·         Komplikasi Kehamilan Sebelumnya
·         Ibu dengan Usia Lanjut
Masalah yang pasti muncul setelah usai 35 tahun mencakup risiko kelainan genetik, diabetes gestasional, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya meningkat. Bagi wanota yang merencanakan kehamilan pertama setalah usia 35 tahun, masalah infertilitas merupakan masalah yang lebih besar lagi. Perubahan-perubahan besar terhadap gaya hidup yang sudah mapan juga dialami oleh pasangan berusia mapan, dan merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Masalah Lingkungan dan Tempat Kerja : paparan terhadap zat teratogen di dalam rumah, di lingkungan, dan di tempat kerja merupakan masalah besar. Seseorang wanita dapat terpapar pada bermacam-macam zat kimia, perubahan suhu yang ekstrem, logam berat, radiasi, agen infeksi, dan berbagai faktor stres yang ada dirumah ataupun di tempat kerja. semua hal ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan janin dan dapat mengakibatkan kelainan kongenital.
Masalah Prakonsepsi Pada Pria : bagi pria dengan riwayat gangguan genetik pribadi atau keluarga, terdapat peningkatan risiko penularan pada anak. kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok seorang ayah dapat meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah. Pria yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan anak dengan sindrom Down dan anomali kromosom lain yang terkait dengan usia. baik produksi maupun pergerakan sperma dapat menurun akibat kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan beberapa preparat farmasi sehingga menurunkan fertilitas.
pria juga sering kali mengemban tanggung jawab stabilitas finansial keluarga dan merasakan hal ini cukup membuat tertekan ketika menghadapi seorang anak.
pria membutuhkan diskusi terbuka tentang hal ini dan perubahan dalam hubungan serta tuntutan selama kehamilan dapat mengungkap suatu kebutuhan untuk mendapat bantuan sebelum prekonsepsi.
1.      Konseling Genetika
a.       Pengertian konseling genetic
Konseling genetik merupakan suatu proses pemberian informasi tentang aspek genetik dari suatu penyakit yang diberikan oleh tenaga terlatih kepada mereka yang mempunyai risiko tinggi atau kepada mereka yang memiliki gangguan-gangguan yang bisa diwariskan kepada keturunannya.
Seorang pemberi konseling genetik (konselor genetik) dapat menjelaskan bagaimana kelainan/ gangguan ini diwarisi oleh orangtua pada anak, risiko kemungkinan berulang ; ditujukan kepada pasien, keluarga mereka dan tenaga medis yang secara langsung memberikan pelayanan kepada mereka; dan memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik, konselor genetik dapat menjelaskan risiko yang akan mereka hadapi nanti, yaitu memiliki bayi yang mempunyai kondisi yang sama dengan mereka dan bagaimana kondisi nantinya akan mempengaruhi si anak.
Klinik herediter merupakan pusat pemberi layanan konseling pertama yang didirikan tahun 1940 di Universitas Michigan Amerika Serikat. Sejak itu banyak pusat layanan seperti ini dibuka di seluruh dunia.
Selama beberapa tahun kemudian peranan genetik konselor mulai dikembangkan dari membuat gambaran silsilah keluarga untuk mengetahui komponen-komponen genetik dari penyakit dan cacat lahir sampai pada pendekatan tidak langsung, dibutuhkan konselor untuk memberikan informasi dan umpan balik kepada pasien yang mengalami penyakit dan risiko penyakit keturunan.
Individu yang datang untuk menemui konselor genetik mungkin mengalami  gangguan tersendiri dan khawatir tentang keluarga mereka, pasangan yang memiliki anak dengan gangguan genetic dan akan merencanakan kehamilan berikutnya, pasangan yang merencanakan kehamilan pertama kalinya dan berharap untuk mendapatkan informasi tentang kerentanan anak tersebut mangalami penyakit sama halnya dengan mereka yang merencanakan kehamilan di usia tua serta ingin menilai beberapa resiko potensialnya. Layanan konseling genetic sangat berguna disetiap tahap perkembangan, bayi yang harus menjalani skrining, remaja yang akan diperiksa untuk menilai adanya gen thalasemia atau menilai efek samping genetic remaja saat memasuki pertengahan siklus hidup dalam memenuhi perubahan gaya hidup.
Genetik konselor sekarang bekerja dalam ruang lingkup yang lebih luas disamping kegiatan rutin di rumah sakit. Lahan pekerjaan mereka di pendidikan, administrasi, pembuat kebijakan, dan dapat juga sebagai anggota dari perusahaan bioteknologi. Beberapa dari mereka bekerjasama dengan ilmuwan dan dokter dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
Kemajuan dan sumber teknologi telah memungkinkan konseling genetic untuk memainkan peranan yang besar di beberapa negara berkembang dan kedepannya ini akan disadari oleh negara-negara berkembang yang belum melakukan konseling genetic, tapi ini masih harus dikembangkan; karena peran konselor masih sangat terbatas dinegara-negara berkembang dimana tugasnya masih dijalankan oleh profesi kesehatan lainnya tanpa spesialisasi.
Beberapa penyakit genetik atau cacat lahir dapat ditemukan sebelum bayi tersebut lahir, yang lainnya tidak terdiagnosa sampai kelahiran atau sampai anak-anak tumbuh besar.
Medical genetik dan konselor genetik dilatih untuk membantu keluarga-keluarga untuk memahami tentang ganggua-gangguan genetic. Medikal genetik  biasanya adalah seorang dokter, mereka melakukan pemeriksaan fisik saat dibutuhkan dan juga membantu memberikan penyuluhan kepada pasien tentang ganggua-gangguan genetik.
Konselor genetik memberikan informasi tentang factor risiko dan menjelaskan tes genetika yang tersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini untuk membantu mereka dalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. Bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka yang mempunyai riwayat keturunan, konselor genetic dapat:
a)      Memberikan informasi komplit dan akurat tentang gangguan-gangguan yang spesifik.
b)      Menentukan pasangan-pasangan yang berisiko memiliki anak dengan gangguan-gangguan tertentu.
c)      Memberikan informasi tentang pemeriksaan yang dapat menjelaskan bahwa bayi memiliki gangguan sebelum atau setelah lahir.
b.      Sasaran konseling genetic
Konseling genetk diberikan kepada mereka yang :
1)      Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :
·         Gangguan genetik seperti : kistik  fibrosis.
·         Cacat lahir : bibir sumbing,
·         Abnormalitas kromosom : down sindrom
·         Retardasi mental
2)      Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang
3)      Wanita yang sulit hamil
4)      Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya terhadap bayi yang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obt-obatan, alkohol, infeksi).
5)      Wanita yang berusia  di atas 35 tahun.
6)      Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
7)      Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau pemeriksaan darah.
Yang lainnya yang diuntungkan dari konseling genetik ini adalah :
1)       Mereka yang memiliki riwayat keturunan kanker dan ingin mengetahui risiko dari perkembangan kanker tersebut dan cara untuk mengurangi risiko.
2)       Mereka yang mengalami gangguan perkembangan seksual sekunder.
Pada konseling genetik, konselor menanyakan individu atau pasangan beberapa pertanyaan tentang riwayat keluarga dan riwayat medis. Ia juga menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan ( prenatal atau pemeriksaan darah). Konselor menjelaskan bagaimana proses terjadinya kelainan tersebut, ia juga membicarakan tentang risiko penurunan kondisi tersebut pada anak. Pemeriksaan fisik oleh medical genetic menjadi bagian dari kegiatan konseling genetic. Ahli genetik ini bisa menyarankan beberapa tes untuk membantu dalam menegakkan diagnosis
c.       Proses konseling genetic
Selama konsultasi :
Riwayat kesehatan keluarga dikumpulkan untuk memberikan informasi tentang kesehatan anggota keluarga, membuat diagnosis dari kondisi genetic, atau dipastikan pada saat kehamilan, setelah persalinan, masa anak-anak, atau dalam kehidupan lanjut setelah itu. Diagnosis dibuat, berdasarkan dari hasil pemerriksaan biokimia atau genetic. Diagnosis yang dibuat ini  bisa juga berarti bahwa anggota keluarga yang lain juga bisa mengalami resiko yang sama.
Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang konselor dalam melakukan konseling terhadap kelurga yang bermasalah :
a)      Memperkirakan resiko pada aggota keluarga yang lain, atau anak berikutnya, yang akan terpengaruh oleh kondisi. Bagaimanapun mereka harus diyakinkan untuk mengikuti konseling genetic dalam menemukan keadaan-keadaan yang sepertinya tidak terjadi dalam keluarga mereka.
b)      Mendiskusikan dampak dan pengaruh yang mungkin terjadi pada individu atau keluarga dalam suasana yang mendukung. Informasi verbal dan tertulis mengenai kondisi mereka diberikan untuk membantu mereka dalam menanggapi beberapa isu yang mungkin muncul dari diagnosis yang telah dibuat tentang kondisi genetik.
c)      Mendiskusi bila terdapat pemeriksaan prenatal yang sesuai dan pilihan-pilihan lainnya untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat tersebut berdasarkan data dasar.
Beberapa kondisi genetik dapat dibuat sebelum bayi lahir:
a)      Jika kondisi genetik ini diidentifikasi melalui diagnosis prenatal, konseling genetik menjadi sarana yang menyediakan informasi langsung dan dengan demikian keputusan dapat dibuat sehubungan dengan kelanjutan kehamilan.
b)      Pada mereka yang telah terpapar zat teratogenik (kimia, obat-obatan, radiasi, medikasi atau gen lingkungan lainnya yang dapat menimbulkan cacat lahir). Konseling genetic memberikan kesempatan untuk memperoleh informasi dan dukungan.
c)      Mendiskusikan dan menyusun pemeriksaan genetik pada mereka yang carier, yang diprediksikan dan mereka yang belum memperlihatkan gejala.
d.      Konselor genetic
Yang memberikan konseling genetic :
Konseling genetik diberikan oleh tim profesional multidisiplin yang termasuk di dalamnya :
a)      ahli genetik klinik dan spesialis medis lainnya dengan keahlian dalam hal-hal yang berkaitan dengan genetic di bidang mereka seperti : ahli onkologi dan ahli saraf.
b)      Konselor genetic yaitu mereka yang telah menyelesaikan pendidikan kesehatan professional dengan pelatihan khusus dan diberi sertifikat oleh HGSA (Human Genetic Sosiety Australia).
c)      Pekerja social yang memiliki ketertarikan terhadap genetic, bekerja sangat dekat dengan klinik genetik, konselor genetik dan kelompok-kelompok yang mendukungnya.


Ada beberapa alasan kenapa konseling genetik diperlukan :
a)      Bila ada suatu kondisi dalam keluarga dan individu yang bersangkutan  yang mana mereka atau anak mereka akan mengalami perkembangan kondisi.
b)      Sebelum anak mengalami masalah serius dalam pertumbuhan, perkembangan atau kesehatan.
c)      Satu atau lebih anggota keluarga (hubungan darah yang tidak berhubungan dengan perkawinan). Memiliki cirri-ciri yang tidak biasa, atau masalah kesehatan yang serius.
d)     Wanita yang berada pada usia pertengahan 30 atau lebih dan yang merencanakan kehamilan atau mereka yang telah siap untuk hamil.
e)      Saat suatu pasangan memiliki hubungan darah.
f)       Individu atau pasangan mereka berhubungan dengan kondisi ini dan akan menurunkan pada keturunannya.
g)      Ketika abnormalitas fetus sudah terdeteksi selama kehamilan.
h)      Jika terpapar dengan lingkungan yang bisa menyebabkan cacat lahir seperti : obat-obatan, kimia, medikasi, radiasi.
Beberapa hal penting yang khususnya disampaikan oleh konseling genetic jika disertai oleh factor-faktor resiko yang diterapkan pada anda:
a)      Sebuah skrining tes kehamilan standar, seperti tes Alpha Fetoprotein, yang mendapatkan hasil yang tidak normal.
b)      Hasil amniosentesis yang tidak diharapkan (seperti kelainan kromosom dalam kehamilan)
c)      Orang tua/ keluarga dekat yang mewarisi penyakit atau cacat lahir.
d)     Orang tua yang memiliki anak dengan cacat lahir atau gangguan genetic.
e)      Ibu yang mengalami 2 atau lebih keguguran atau bayi lahir mati.
f)       Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih ketika melahirkan.
g)      Kesempatan memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat pada ibu dengan usia: Seorang wanita mengalami 1 dari 350 kehamilan anak dengan Down Syndrome pada usia 35 tahun, 1 dalam 110 kehamilan pada usia 40 tahun, dan 1 dalam 30 pada kehamilan dengan usia 45 tahun.
h)      Anda yang berhubungan dengan kelainan genetic frekuensi kejadian dalam etnik tertentu atau kelompok ras. Contoh, pasangan keturunan Africa mempunyai resikoo tinggi memiliki anak dengan anemia bulan sabit; pasangan dari Eropa Jewish (Ashekenazi) bagian timur atau tengah, Cajun, or keturunan Irlandia memungkinkan sebagai carrier penyakit Tai-Sachs; dan pasangan Italia, Yunani, atau keturunan Timur Tengah dapat membawa gen Thalasemia, gangguan sel darah merah.
Setelah Konseling:
Genetik konselor dapat membantu anda memahami masalah anda dan memberikan anjuran-anjuran langsung kepada anda, anda beserta keluarga akan memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Jika anda telah mendapatkan informasi tentang konsepsi bahwa anda atau pasangan berisiko tinggi untuk memiliki anak dengan kecacatan yang parah/ fatal pilihan anda adalah:
a)      Diagnosis preimplantasi ; saat sel telur telah dibuahi dalam uterus dilakukan tes untuk menilai kecacatan pada fase blastosis dan hanya blastosis yang tidak terpengaruh yang ditanamkan di uterus untuk menghasilkan kehamilan.
b)      Menggunakan donor sperma atau donor sel telur
c)      Adopsi
Jika anda mendapatkan diagnosis kecacatan yang fatal setelah konsepsi berikut ini adalah piilihan-pilihan yang dapat anda lakukan:
a)      Menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan saat anda memiliki bayi.
b)      Pembedahan pada fetal untuk memperbaiki kecacatan sebelum dilahirkan. (Pembedahan ini hanya dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kecacatan, seperti : spina bifida, atau hernia diafragma congenital).
c)      Mengakhiri kehamilan.
A.    Proses konseling
Konseling merupakan suatu  bentuk percakapan wawancara, sedangkan wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.
Proses konseling menurut saraswati dalam buku komunikasi efektif  ibu selamat, bayi sehat, keluarga bahagia, 2002 terdiri dari 4 unsur kegiatan:
a.       Pembinaan hubungan baik (rapport)
Dilakukan sejak awal pertemuan  dengan klien dan dijaga selama pertemuan konseling. Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien, keluarga klien, tokoh masyarakat dan sebagainya. Serta merupakan dasar dari proses pemberian bantuan.
Hubungan yang baik akan memudahkan klien untuk  memahami  saran bidan sehingga mau mengikutinya, klien merasa puas dan akan kembali lagi untuk memeriksakan diri ke bidan.
Tahapan dalam pembinaan hubungan baik sebagai berikut:
a)      Mencari tahu seberapa klien memahami arti konseling dan apa yang dia harapkan dari seorang konselor.
b)      Klien menjajaki kemungkinan keterbukaan
c)      Binalah hubungan kepercayaan
d)     Biarkan klien bercerita tentang apa yang dirasakan walaupun cerita itu tidak berurutan
e)      Kesan pertama akan menentukan  keberhasilan konseling.
Perilaku respon positif yang mendukung terciptanya hubungan baik
a)      Bersalaman dengan ramah
b)      Mempersilahkan duduk
c)      Bersabar
d)     Tidak menginterupsi/memotong pembicaraan klien
e)      Menjaga kerahasiaan klien
f)       Tidak melakukan penilaian
g)      Mendengarkan dengan penuh perhatian
h)      Menanyakan alasan kedatangan klien
i)        Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien.
b.      Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri dan sebagainya).
Pengumpulan informasi merupakan tugas utama konselor. Pendalaman masalah yang dihadapi klien, latar belakang, situasi dan kondisi klien, perasaan dan kebutuhan klien, serta pemahaman klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak baik terhadap informasi yang dibutuhkan dan dipahami oleh klien.
Tahapan dalam penggalian informasi:
a)      Arahkan klien agar bercerita dengan urutan yang benar
b)      Selama bercerita, perhatikan bagaimana klien berbicara (malu, marah) sikap klien terhadap konselor dan kesulitan selama berkomunikasi
c)      Bila klien tampak cemas, tunda sampai klien dapat merumuskan ceritanya. Jangan memaksa klien jika belum siap
d)     Penting sekali peranan dari kedua belah pihak.
c.       Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan
Sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi. Tahapan ini merupakan inti dari proses konseling:
a)      Konselor membantu klien memahami permasalahannya
b)      Konselor membantu memberikan alternative pemecahan masalah
c)      Konselor membantu klien memilih alternative pemecahan masalah dengan segala konsekuensinya.
d.      Menindaklanjuti pertemuan
Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil pembicaraan selama pertemuan selanjutnya atau merujuk klien. Disebut juga dengan tahapan penutup:
a)      Konselor mengakhiri proses konseling secara bertahap
b)      Beri waktu klien untuk merenungkan berbagai alternative pemecahan masalah
c)      Membuat perjanjian kembali
d)     Berikan dorongan dan semangat bagi klien untuk keputusan yang telah diambil
e)      Jalannya proses konseling sangat tergantung pada percakapan konselor klien.
B.     TINJAUAN ISLAM MENGENAI KONSELING PRA KONSEPSI
Menurut  penelitian Maurice Bucaille terhadap tafsir Al-Quran tentang asal-usul manusia, banyak ayat alquran yang telah berbicara tentang konsep genetika. Alqur’an mengatakan bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah.
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia itu dari saripati dari tanah( sulalatin min tin). Kemudian kami jadikan saripati tanah itu menjadi suatu tetesan (nutfah) yang tersimpan di tempat yang aman dan kokoh. (QS. Al-Mukminun :12-13).
Selain itu juga :
Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Tetapi kamu sedikit sekali bersyukur ( QS. Al-Sajdah:7-8).
Bimbingan konseling:
“Dan hendaklah ada diantara kamu suatu umat yang menyeru berbuat kebaikan, dan menyuruh orang melakukan yang benar, serta melarang yang mungkar. Merekalah orang yang mencapai kejayaan.” (Ali Imran : 104)
Pada ayat tersebut memberi kejelasan bahwa pelaksanaan bimbiungan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri dari Allah SWT. Para pembimbing dan konselor perlu mengetahui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologie), manusia disebut “homo divians” yaitu mahluk yang berke-Tuhan-an, berarti manusia dalam sepanjang sejarahnya senantiasa memiliki kepercayaan terhadap Tuhan atau hal-hal gaib yang menggetarkan hatinya atau hal-hal gaib yang mempunyai daya tarik kepadanya (mysterium trimendum atau mysterium fascinans).
C.    HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT (HTA) DALAM RIWAYAT SYNDROME NEFROTIK
A.    PENGERTIAN
Kumpulan gejala-gejala proteinuria (di atas 5 gr per hari), edema, hipoalbuminurinemia, hiperkholesterolmia. Keadaan ini dapat dijumpai dalam kehamilan.
Sindroma nefrotik (SN) adalah kelainan kompleks yang ditandai oleh sejumlah gambaran kelainan ginjal dan non ginjal, dengan gambaran yang paling menonjol adalah adanya proteinuria > 3,5 g/1,73 m2 luas permukaan badan dalam 24 jam ( pada praktek di klinis > 3,0-3,5 g/24 jam), hipoalbuminemia, edema, hiperlipidemia, lipiduria dan hiperkoagulabilitas.SN dikategorikan dalam bentuk primer dan sekunder. Bentuk primer sekarang dikenal dengan istilah SN idiopatik yang berhubungan dengan kelainan primer parenkim ginjal dan sebabnya tidak diketahui. Sedang bentuk sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu seperti keganasan, toksin, gangguan sirkulasi mekanik, purpura anafilaktoid, lupus eritomatosus sistemik, diabetes melitus, sickle cell disease dan sifilis.
SN pada kehamilan secara umum jarang terjadi. Hal ini sebenarnya timbul karena adanya penyebab SN, kehamilan hanya koinsiden.
Sulit mencari kepustakaan yang melaporkan prevalensi atau insidensi SN pada kehamilan. Yao dkk mendapatkan 50 kasus SN pada kehamilan pada pengamatan 13 tahun (1979-1992) di bagian kebidanan rumah sakit umum Tianjin, Cina.Apabila kehamilan disertai SN, maka pengobatan serta prognosis ibu dan anak tergantung pada faktor penyebab dan pada beratnya insufisiensi ginjal.
B.     ETIOLOGI
Penyebabnya bermacam-macam:
a.       Penyakit-penyakit: glomerulonefritis khronika; diabetes mellitus; lupus eritematosus, amiloidosis, sifilis dan thrombosis vena renal.
b.      Keracunan: oleh logam, obat dan racun lainnya.
c.       Infeksi : hepatitis B, malaria, schistosomiasis, lepra, sifilis, streptokokus, AIDS.
d.      Toksin dan alergen: logam berat (Hg), penisillamin, probenesid, racun serangga, bisa ular.
e.       Penyakit sistemik bermediasi imunologik: lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-Schönlein, sarkoidosis.
f.       Neoplasma : tumor paru, penyakit Hodgkin, tumor gastrointestinal.
C.     PATOFISIOLOGI
 Pada individu sehat, dinding kapiler glomerulus berfungsi sebagai sawar untuk menyingkirkan protein agar tidak memasuki ruangan urinarius melalui diskriminasi ukuran dan muatan listrik. Dengan adanya gangguan glomerulus, ukuran dan muatan sawar selektif rusak. Umumnya molekul dengan radius < 17 Amstrong dapat melalui filter glomerulus, sedangkan yang radius molekulnya > 44 Amstrong tidak dapat melaluinya. Albumin dengan radius molekular 36 Amstrong mempunyai bersihan fraksional sekitar 10% laju filtrasi glomerulus (LFG). Dinding kapiler glomerulus mempunyai muatan negatif atau anionik pada permukaan endotelnya sampai seluruh membrana basalis glomerulus dan pada lapisan sel epitelnya, sehingga dinding kapiler dapat menolak muatan positif dari protein plasma.
Jika gomerulus intak hanya albumin yang dapat lolos melalui filtrasi glomerulus. Protein diekskresikan < 150 mg protein tiap hari dalam urin.
Proteinuria pada SN terutama terdiri dari proteinuria glomerular. Sedangkan proteinuria tubulus tidak memegang peranan penting, hanya turut memperberat derajat proteinuria.
Pada kehamilan terjadi peningkatan hemodinamik ginjal dan /atau peningkatan tekanan vena ginjal yang dapat menambah ekskresi protein melalui urin.(8) Telah diteliti bahwa 95% wanita hamil normal mengekskresikan protein > 200 mg / hari.(13) Nilai lebih dari 300-500 mg disepakati abnormal pada kehamilan.
D.    PENGOBATAN
a.       Cari penyebabnya dan obati sesuai dengan penyebab
b.      Berikan diit tinggi protein
c.       Antibiotika untuk mencegah infeksi
d.      Berikan heparin untuk mencegah terjadinya trombo-embolisme; terutama dalam nifas.
e.       Kortikosteroid dosis tinggi
Pengaruh terhadap kehamilan bergantung pada faktor penyebab dan berat ringannya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hasan, A. B. P. (2006). Psikologi Perkembangan Islam. jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wulandari, Diah. 2009.Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.Nuha Medika. Yogyakarta.
Rustam Mochtar, Dr. Amru Sofian, S. O. (K). O. M. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Kamaludiningrat, D. H. A. M. (2012). Kebidanan dalam Islam. (A. Shomad, Ed.). Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.
Manuaba, (2011), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Kebidanan, Jakarta, EGC

Tidak ada komentar: