Rabu, 15 April 2015

Health Technology Assement (HTA)



1.      Definisi Health Technology Assement (HTA)
Health Technology Assement (HTA) merupakan suatu riset kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis dan melaporkan karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan aneka teknologi kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, meliputi karakteristik teknis, keamanan, efikasi dan efektivitas, dampak ekonomis, sosial, legal (hukum), etika, politik, baik yang disengaja atau tidak disengaja, dampak jangka pendek maupun panjang (Taylor, 2009).
Menurut WHO Health Technology Assement (HTA) adalah evaluasi secara sistematis dari efek atau dampak teknologi kesehatan baik secara langsung atau tidak langsung yang bertujuan untuk menginformasikan teknologi yang berhubungan dengan pembuatan kebijakan dalam pelayanan kesehatan dan dilakukan oleh kelompok-kelompok interdisipliner menggunakan kerangka analisis dari berbagai metode (Purwadianto, 2014).
HTA merupakan suatu riset kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis dan melaporkan karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan aneka teknologi kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, meliputi karakteristik teknis, keamanan, efikasi dan efektivitas, dampak ekonomis, sosial, legal (hukum), etika, politik, baik yang disengaja atau tidak disengaja, dampak jangka pendek maupun panjang (Murti, 2005) .
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Health Technology Assement (HTA) adalah kajian yang bersifat sistematis, berorientasi pada pasien, multidisiplin terhadap penerapan teknologi kesehatan yang baru maupun yang lama, secara langsung atau tidak langsung dalam pelayanan kesehatan meliputi keamanan, efektivitas, biaya, aspek sosial ekonomi, hukum dan etika yang bertujuan menjadi bahan masukan bagi para penentu kebijakan dalam pengambilan keputusan dibidang kesehatan, perencanaan program kesehatan, manajer dan administrator dan industri manufacturing.
2.      Demensi Health Technology Assesment
a.       Comparative clinical effectiveness
Seberapa baik kerja teknologi / intervensi dibandingkan dengan standar praktek di sistem kesehatan yang ada. Prinsipnya, secara metodologis untuk dapat menarik kesimpulan tentang manfaat suatu teknologi , maka akurasi tehnologi  itu perlu dibandingkan dengan sistem perawatan kesehatan yang sudah ada. Tujuannya adalah  untuk mendapatkan informasi yang terbaik tentang pilihan pelayanan kesehatan, membantu mengidentifikasi pelayanan yang terbaik yang akan digunakan sehingga kita dapat melakukan pelayanan yang terbaik dan paling objektif.
b.      Comparative cost-effectiveness
Adalah untuk melihat seberapa besar biaya teknologi/intervensi dibandingkan dengan standar praktek di sistem kesehatan yang sudah ada. Misalnya, berapa besar biaya teknologi, pemantauan, lama perawatan, lama rawat inap, biaya pengobatan dan efek samping. Efektivitas biaya tambahan dapat dihitung dengan membandingkan:
Difference in costs
Difference in effect
c.       Service delivery organisation aspects
Hasil-hasil kajian dalam heath technologi assessment(HTA) selain harus cost effective dan clinical efective, juga harus didukung dan disetujui oleh organisasi profesi. Sehingga dalam penerapannya tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam organisasi profesi terkait.
d.      Legal framework
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal 42 (Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan Bagi kesehatan masyarakat). Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi kesehatan ditujukan untuk menghasilkan informasi kesehatan, teknologi, produk teknologi, dan teknologi informasi (TI) kesehatan untuk mendukung pembangunan kesehatan. Penapisan teknologi dimaksudkan dalam rangka perlindungan terhadap keamanan dan keselamatan pasien. Dalam penerapannya harus berdasarkan kebijakan pemerintah sehingga aspek legalnya jelas sesuai dengan kebutuhan medis.
e.       Ethical, social implications – equity, fairness and other societal norms
HTA merupakan suatu riset kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis dan melaporkan karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan aneka teknologi kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, sehingga dalam penerapannya tidak boleh bertentangan dengan etika, implikasi sosial - ekuitas , keadilan dan norma-norma sosial lainnya. Proses fisiologis dalam kesehatan harus dihargai dan didukung dan selektif dalam memilih teknologi / tidak  menggunakan teknologi tinggi tanpa   indikasi yg jelas

3.      Macam-macam effectiveness:
a.    Theoretical effectiveness
Merupakan keandalan suatu metode bila digunakan dengan benar. Keandalan suatu metode diperoleh dari penggunaan prinsif dan konsep yang benar berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang kuat, membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil klinis yang optimal bagi pasien, dengan cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien Misalnya penggunaan kontrasepsi IUD akan efektif bila digunakan dengan benar dan pemasangan yang tepat oleh tenaga terlatih.
b.    Use effectiveness
Adalah ukuran dari keandalan suatu metode yang dilihat antar kelompok yang lebih besar dari pengguna. Dalam hal ini dilihat apakah suatu metode yang diterapkan pada suatu kelompok bisa juga diterapkan pada kelompok yang lain.
c.    Program effectiveness
mengacu pada keberhasilan metode tertentu dalam sebuah program di tingkat nasional , negara bagian atau tingkat lokal. Dalam hal ini kita akan melihat sejauh mana program-program yang dijalankan efektif, apakah program tersebut cocok, bisa dilanjutkan atau harus mencari alternatif lain.
selain itu HTA memberikan informasi kepada pembuat kebijakan maupun administrator dalam sistem pelayanan kesehatan, baik di tingkat nasional, regional, dan lokal, yang berhubungan dengan pengadaan, pendanaan, atau penggunaan yang tepat teknologi kesehatan, dan disinvestasi teknologi yang tidak efektif.
d.    Cost effectiveness
Mengacu perbandingan biaya metode untuk hasil yang diharapkan.
Mengacu pada efektif biaya apakah metode yang digunakan tidak terjadi pemborosan biaya atau tidak, misalnya dengan metode kontrasepsi IUD yang digunakan, dilihat seberapa besar biaya yang dikeluarkan apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan atau tidak.
Contoh: IUD à Rp. 200.000,-/10 tahun à Rp.20.000,-/tahun (50 minggu).
 1 minggu à Rp.400,- , kalau seminggu dipakai 3X
         à Rp.133,- sekali pakai.
Maka jauh lebih efektif jika menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dilihat dari efektivitas biayanya.
Teori yang menjadi bahan rujukan:
Murti, B. (2005). PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE, 1–35.
Nurjasmi, E. (2014). PP IBI-PPT Health Technology Assessment 3 Musda IBI.
Purwadianto, A. (2014). AP HTA keperawatan UMM.
Taylor, R. (2009). What is health technology assessment, (April), 1–6.
Anwar.(2014). Health Technology Assesment  (HTA)

Tidak ada komentar: