1.
Definisi
Health Technology Assement (HTA)
Health
Technology Assement (HTA) merupakan suatu riset
kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis dan melaporkan
karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan aneka teknologi
kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, meliputi karakteristik teknis,
keamanan, efikasi dan efektivitas, dampak ekonomis, sosial, legal (hukum),
etika, politik, baik yang disengaja atau tidak disengaja, dampak jangka pendek
maupun panjang (Taylor, 2009).
Menurut WHO Health Technology Assement (HTA) adalah evaluasi secara sistematis dari efek atau
dampak teknologi kesehatan baik secara langsung atau tidak langsung yang
bertujuan untuk menginformasikan teknologi yang berhubungan dengan pembuatan
kebijakan dalam pelayanan kesehatan dan dilakukan oleh kelompok-kelompok
interdisipliner menggunakan kerangka analisis dari berbagai metode (Purwadianto, 2014).
HTA
merupakan suatu riset kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis
dan melaporkan karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan
aneka teknologi kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, meliputi
karakteristik teknis, keamanan, efikasi dan efektivitas, dampak ekonomis,
sosial, legal (hukum), etika, politik, baik yang disengaja atau tidak
disengaja, dampak jangka pendek maupun panjang (Murti, 2005) .
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Health
Technology Assement (HTA) adalah kajian yang bersifat sistematis, berorientasi
pada pasien, multidisiplin terhadap penerapan teknologi kesehatan yang baru
maupun yang lama, secara langsung atau tidak langsung dalam pelayanan kesehatan
meliputi keamanan, efektivitas, biaya, aspek sosial ekonomi, hukum dan etika
yang bertujuan menjadi bahan masukan bagi para penentu kebijakan dalam
pengambilan keputusan dibidang kesehatan, perencanaan program kesehatan,
manajer dan administrator dan industri manufacturing.
2.
Demensi
Health Technology Assesment
a. Comparative clinical effectiveness
Seberapa baik kerja teknologi /
intervensi dibandingkan dengan standar praktek di sistem kesehatan yang ada. Prinsipnya,
secara metodologis untuk dapat menarik kesimpulan tentang manfaat suatu
teknologi , maka akurasi tehnologi itu
perlu dibandingkan dengan sistem perawatan kesehatan yang sudah ada. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan informasi yang
terbaik tentang pilihan pelayanan kesehatan, membantu mengidentifikasi
pelayanan yang terbaik yang akan digunakan sehingga kita dapat melakukan
pelayanan yang terbaik dan paling objektif.
b. Comparative cost-effectiveness
Adalah untuk melihat seberapa besar
biaya teknologi/intervensi dibandingkan dengan standar praktek di sistem
kesehatan yang sudah ada. Misalnya, berapa besar biaya teknologi, pemantauan,
lama perawatan, lama rawat inap, biaya pengobatan dan efek samping. Efektivitas
biaya tambahan dapat dihitung dengan membandingkan:
Difference
in costs
Difference
in effect
c. Service delivery organisation aspects
Hasil-hasil kajian dalam heath technologi assessment(HTA) selain
harus cost effective dan clinical efective, juga harus didukung dan disetujui
oleh organisasi profesi. Sehingga dalam penerapannya tidak bertentangan dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam organisasi profesi terkait.
d. Legal framework
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan
No.36 Tahun 2009 Pasal 42 (Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan,
diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan Bagi kesehatan masyarakat).
Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan ditujukan untuk
menghasilkan informasi kesehatan, teknologi, produk teknologi, dan teknologi
informasi (TI) kesehatan untuk mendukung pembangunan kesehatan. Penapisan
teknologi dimaksudkan dalam rangka perlindungan terhadap keamanan dan
keselamatan pasien. Dalam penerapannya harus berdasarkan kebijakan pemerintah
sehingga aspek legalnya jelas sesuai dengan kebutuhan medis.
e. Ethical, social implications – equity, fairness and
other societal norms
HTA merupakan
suatu riset kebijakan multidisipliner yang meneliti dengan sistematis dan
melaporkan karakteristik, efek, dan dampak pengembangan dan penggunaan aneka
teknologi kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan, sehingga dalam
penerapannya tidak boleh bertentangan dengan etika, implikasi
sosial - ekuitas , keadilan dan norma-norma sosial lainnya. Proses fisiologis dalam kesehatan harus dihargai dan didukung
dan selektif dalam
memilih teknologi / tidak menggunakan
teknologi tinggi tanpa indikasi yg jelas
3.
Macam-macam
effectiveness:
a.
Theoretical
effectiveness
Merupakan keandalan
suatu metode bila digunakan dengan benar. Keandalan suatu metode diperoleh dari
penggunaan prinsif dan konsep yang benar berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang
kuat, membantu klinisi memberikan
pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil klinis yang optimal bagi
pasien, dengan cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan
nilai-nilai pasien Misalnya penggunaan kontrasepsi IUD akan efektif bila
digunakan dengan benar dan pemasangan yang tepat oleh tenaga terlatih.
b.
Use
effectiveness
Adalah ukuran dari
keandalan suatu metode yang dilihat antar kelompok yang lebih besar dari
pengguna. Dalam hal ini dilihat apakah suatu metode yang diterapkan pada suatu
kelompok bisa juga diterapkan pada kelompok yang lain.
c.
Program effectiveness
mengacu pada
keberhasilan metode tertentu dalam sebuah program di tingkat nasional , negara
bagian atau tingkat lokal. Dalam hal ini kita akan melihat sejauh mana
program-program yang dijalankan efektif, apakah program tersebut cocok, bisa
dilanjutkan atau harus mencari alternatif lain.
selain itu HTA
memberikan informasi kepada pembuat kebijakan maupun administrator dalam sistem
pelayanan kesehatan, baik di tingkat nasional, regional, dan lokal, yang
berhubungan dengan pengadaan, pendanaan, atau penggunaan yang tepat teknologi
kesehatan, dan disinvestasi teknologi yang tidak efektif.
d.
Cost effectiveness
Mengacu perbandingan
biaya metode untuk hasil yang diharapkan.
Mengacu pada efektif
biaya apakah metode yang digunakan tidak terjadi pemborosan biaya atau tidak,
misalnya dengan metode kontrasepsi IUD yang digunakan, dilihat seberapa besar biaya
yang dikeluarkan apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan atau tidak.
Contoh: IUD à Rp. 200.000,-/10 tahun à Rp.20.000,-/tahun (50 minggu).
1 minggu à Rp.400,- , kalau seminggu dipakai 3X
à Rp.133,- sekali pakai.
Maka jauh lebih efektif jika
menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dilihat dari efektivitas
biayanya.
Teori yang menjadi bahan rujukan:
Murti, B. (2005). PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE,
1–35.
Nurjasmi, E. (2014). PP IBI-PPT Health Technology Assessment 3 Musda IBI.
Purwadianto, A. (2014). AP HTA keperawatan UMM.
Taylor, R. (2009). What is health technology
assessment, (April), 1–6.
Anwar.(2014). Health
Technology Assesment (HTA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar